Minggu, 19 April 2015

Artikel: Pendekatan dan Metode Pendidikan Matematika

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Didalam proses belajar mengajar tercakup komponen,pendekatan,dan
berbagai metode pengajaran yang dikembangkan dalam proses tersebut.Tujuan
utama diselenggarakannya proses proses keberhasilan siswa dalam belajar dalam
rangka pndidikan baik dalam suatu mata pelajaran maupun pendidikan pada
umumnya.Jika guru terlibat didalamnya dengan segala macam metode yang
dikembangkan maka yang berperan sebagai pengajar berfungsi sebagai pemimpin
belajar atau fasilitator belajar ,sedangkan siswa berperan sebagai pelajar atau
individu yang belajar.usaha-usah guru dalam proses tersebut utamanya adalah
membelajarkan siswa agar tujuan khusus maupun umum proses belajar itu tercapai.
Usaha-usaha guru dalam mengatur dan menggunakan berbagai variable
pengajaran merupakan bagian penting dalam keberhasilan siswa mencapai tujuan
yang direncanakan.karena itu pemilihan metode,strategi dan pendekatan dalam
situasi kelas yang bersangkutan sangat penting.upaya pengembangan strategi
mengajar tersebut berlandas pada pengertian bahwa mengajar merupakan suatu
upaya memberikan bimbingan kepada siswa untuk melakukan kegatan belajar atau
dengan kata lain membelajarkan siswa seperti yang disebutkan diatas.
B. Masalah
1. Bagaimana dampak bagi pelajar dengan pendekatan deduktif dan indultif?
2. Bagaimana sebenarnya metode ceramah yang baik dan menyenangkan?
3. Apakah penggunaan metode penemuan dapat memudahkan siswa dalam
belajar matematika?
4. Bagaimana PAKEM dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika ?
C.Tujuan
1. Untuk mengetahui apakah penggunaan metode penemuan dapat memudahkan.
siswa dalam pembelajaran matematika.
2. Untuk mengetahui apakah dampak bagi pelajar dengan pendekatan deduktif
dan induktif berhasil.
3. Untuk mengetahui cara metode ceramah yang baik dan menyenangkan.
4. Untuk mengetahui sejauh mana matode PAKAM di terapkan dalam
pembelajaran matematika.
BAB II
PEMBAHASAN
Pendidikan merupakan sarana terpenuhinya proses belajar manusia. Tanpa
pendidikan manusia tidak mampu mengembangkan fitrahnya sebagai insan
pedagogik yang perlu didik dan mendidik. Namun, suatu pendidikan akan
mempunyai mutu yang tinggi apabila guru mempunyai mutu yang tinggi pula,
sedangkan mutu guru sangat ditentukan oleh pemahamannya tentang metode yang
diterapkan dalam pembelajaran materi matematika.
Pengembangan pendidikan matematika merupakan suatu proses penyusunan
pendidikan matematika itu sendiri. Proses ini dimulai dari pengembangan kebijakan
pendidikan matematika, prinsip-prinsip pengembangan, pendekatan dan model
pengembangan pendidikan matematika serta pengaturan pelaksanaan pendidikan
matematika. Dalam pembahasan ini, kami hanya akan membahas mengenai prinsip,
pendekatan, dan model pengembangan pendidikan matematika.
Dalam pengembangan pendidikan matematika didasarkan pada prinsip-prinsip
yang mengakomodir proses penyusunan pendidikan matematika atau
pengembangan pendidikan matematika itu sendiri. Dalam dunia pendidikan
pendidikan matematika sangatlah menentukan keberhasilan maupun
ketidakberhasilan suatu pendidikan, karena pendidikan matematika merupakan
acuan dasar dalam proses belajar mengajar. Sedangkan dalam pengembangan
pendidikan matematika tersebut harus didasari oleh prinsip-prinsip yang sesuai dan
seimbang.
Selain prinsip, pendekatan juga sangat penting dalam pengembangan
pendidikan matematika. Pendekatan menjadi bagian dari proses penyusunan
pendidikan matematika. Namun, pendekatan mana paling sesuai dan baik bukan
menjadi soal. Karena, dalam pengembangan pendidikan matematika pendekatan
tersebut disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekolah. Pendekatan yang satu
dengan yang lainnya boleh jadi tidak sesuai diterapkan dalam pengembangan
pendidikan matematika di suatu sekolah. Namun, ia akan sangat diperlukan bila
diterapkan di sekolah lain.
Bersamaan dengan prinsip dan pendekatan, pendidikan matematika juga
memiliki model pengembangan yang diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional. Model pengembangan pendidikan matematika yang berlaku di Indonesia
bersifat desentralisasi yang dikembangkan dari bawah yaitu dari pihak guru atau
sekolah. Guru atau sekolah dapat menilai model pengembangan pendidikan
matematika mana didasarkan pada pertimbangan bahwa guru adalah Perencana
maupun pelaksana daripada pendidikan matematika tersebut serta guru atau sekolah
yang dekat dan mengetahui kebutuhan proses kegiatan belajar mengajar
berlangsung.
Model-Model Pembelajaran
Metode Mengajar“Cara mengajar yg dpt digunakan untuk semua bahan
pelajaran”
Misalnya:
Metode: ceramah, penemuan, ekspositori, diskusi, tanya jawab, pemecahan
masalah, dsb. Teknik Mengajar“Cara mengajar yg memerlukan keahlian khusus
atau bakat khusus”
Beberapa model pembelajaran matematika antara lain :
1) Model pembelajaran dengan pendekatan induktif dan deduktif.
Kedua pendekatan ini merupakan pendekatan yang ditinjau dari interaksi
antara siswa dengan bahan ajar. Kedua pendekatan ini saling bertentangan.
Pendekatan deduktif merupakan suatu penalaran dari umum ke khusus, sedangkan
pendekatan induktif suatu penalaran dari khusus ke umum.
a. Pendekatan deduktif berdasarkan penalaran deduktif.
b. Penalaran deduktif = cara berpikir menarik kesimpulan dari hal yang umum
menjadi kasus yang khusus.
c. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya menggunakan pola berpikir
silogisme; terdiri dari 2 macam pernyataan yang benar dan sebuah kesimpulan
(konklusi)
d. Kedua pernyataan pendukung silogisme disebut premis (hipotesis): Premis
Mayor dan Premis Minor.
e. Kesimpulan diperoleh sebagai hasil penalaran deduktif berdasarkan macam
premi itu.
DEFINISI
Kuadrat suatu bilangan adalah ialah bilangan yang diperoleh dengan mengalikan
Suatu bilangan dengan dirinya sendiri
Contoh
Kuadrat dari 4 adalah 42 = 4 x 4 = 16
Kuadrat dari 5 adalah 52 = 5 x 5 = 25
Dalam pendekatan induktif penyajian bahan ajar dimulai dari contoh-contoh
kongkrit yang mudah dipahami siswa. Berdasarkan contoh-contoh tersebut siswa
dibimbing menyusun suatu kesimpulan. Menurut Purwanto (2002: 47), kebenaran
kesimpulan yang disusun secara indutif ini ditentukan tepat tidaknya (atau
representative tidaknya) contoh yang dipilih. Biasanya makin banyak contoh makin
besar pula tingkat kebenaran kesimpulannya.
a. Pengetahuan dapat diperoleh dengan akal atau percobaan, Untuk mendapatkan
pengetahuan dengan akal digunakan pendekatan deduktif, Untuk mendapatkan
pengetahuan dengan percobaan digunakan pendekatan induktif, Pada
hakikatnya, matematika merupakan suatu ilmu yang didasarkan atas akal
(rasio) yg berhubungan dengan benda-benda pikiran yang abstrak
b. Karena matematika adalah ilmu deduktif, seharusnya mengajarkannya
menggunakan pendekatan deduktif pula.
c. Pendekatan deduktif dilakukan dalam program pengajaran matematika
tradisional, sebelum program pengajaran matematika modern yang sekarang
banyak digunakan.
d. Pada era sekarang pengajaran matematika banyak digunakan macam-macam
pendekatan, tetapi pendekatan itu merupakan pula pendekatan deduktif dan
induktif
Contoh :
4 │ 8 arttinya 4 adalah pembagi 8
Karena ada bilangan bulat 2 sehingga
8 = 2 x 4
6 │ 36 arttinya 6 adalah pembagi 36
Karena ada bilangan bulat 6 sehingga
36 = 6 x 6
Dari kedua contoh di atas, KESIMPULANNYA
Suatu bilangan bulat a dikatakan membagi bilangan bulat b atau a │ b
Jika dan hanya jika ada bilangan bulat K sehingga b = K .a
2). Metode Ceramah yang Menyenangkan
Metode ceramah yang monoton, memanglah dirasakan sangat membosankan
bagi para peserta didiknya, apalagi bila disajikan dalam bentuk dongeng, yang
berfungsi sebagai pengantar siswanya untuk tidur di malam yang hening, bahkan
kadang kala si pengajar melenceng dari materi yang semestinya disampaikan, justru
ia malah menceritakan tentang keadaan keluarganya, sampai ke para tetangganya,
seolah-olah si guru itu curhat kepada muridnya. Hal ini serupoa dengan sebuah situs
dari internet yang menceritakan
Ini adalah contoh nyata dari bumi belahan lain di dunia pendidikan, oleh
karena itu kita sebagai calon guru masa depan yang baik, haruslah mempersiapkan
segala sesuatunya, baik itu dari segi disiplin ilmu, pemahaman segala konsep dan
teknik segala keterampilan, hubungan sosial terhadap lingkungan, serta akhlak dari
personal kita sendiri, karena bukanlah tidak mungkin, kisah dosen tadi terjadi pada
diri kita, menjadi seorang pengajar yang membosankan, tidak menarik, bahkan
sampai dijuluki ‘monster’ oleh anak didik kita sendiri.
3). Model pembelajaran dengan pendekatan ekspositori
Pendekatan ekspositori merupakan suatu pendekatan yang ditinjau dari
interaksi guru dengan siswa. Dalam pendekatan ini semata-mata siswa tinggal
menerima apa yang disajikan oleh guru. Jadi guru telah mempersiapkan dan
merencanakan secara sistimatis sehingga siswa dapat menerimanya dengan mudah.
Untuk itu dalam proses pembelajaran guru perlu melakukan apersepsi, yaitu
mengingatkan kembali pengetahuan yang berkaitan dengan bahan ajar yang akan
disajikan. Dalam pembelajaran ini guru menjelaskan panjang lebar, jika perlu guru
membuat gambar maupun menggunakan media yang dianggap dapat lebih
mempermudah siswa memahami bahan ajar yang disampaikan.
4) Model pembelajaran dengan Pendekatan Proses
Dalam pendekatan ini guru menciptakan kegiatan pembelajaran yang
bervariasi sedemikian sehingga siswa terlibat secara aktif dalam berbagai
pengalaman. Atas bimbingan guru siswa diminta untuk merencanakan,
melaksanakan, dan menilai sendiri suatu kegiatan. Menurut Sagala (2003), dalam
pendekatan proses ini yang dapat dilakukan siswa antara lain: mengamati gejala
yang timbul, mengklasifikasikan, mengukur besaran-besarannya, mencari hubungan
konsep konsep yang ada, mengenal adanya masalah, merumuskan masalah,
merumuskan hipotesa, melakukan percobaan, menganalisis data dan
menyimpulkan.Dalam pembelajaran PKn tidak semua aktifitas seperti tersebut
diatas dilaksanakan.
Macam-macam strategi pembelajaran matematika antara lain :
a). interaksi di dalam kelas
Pada hakekatnya belajar matematika adalah berfikir dan berbuat atau
mengerjakan matematika.Di sinilah makna dari strategi pembelajaran matematika
adalah strategi pembelajaran aktif,yang di tandai oleh dua factor.
a. interaksi antara seluruh komponen dalam proses belajar mengajar, diantaranya
antara dua komponen utama yaitu guru dan siswa
b. berfungsinya secara optimal yang meliputi indra , emosi, karsa, karya, dan
nalar. Hal itu dapat berlangsung antara lain jika proses itu melibatkan aspek
visual, audio, maupun teks ( Anderson, 1981 ).
Pembelajran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan
Untuk memperoleh hasil belajar ,salah satu pendekatan umum yang dapat
digunakan adalah pendekatan PAKEM ( Pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif,
dan menyenagkan). Secara ringkas PAKEM dapat diungkapkan sebagai berikut :
b). Dari segi guru
A = Aktif , guru aktif :
  • • Memantau kegiatan belajar siswa
  • • Memberi umpan balik
  • • Mengajukan pertanyaan yang menantang
  • • Mempertanyakan gagasan siswa
K = kreatif, guru :
  • • Mengembangkan kegiatan yang beragam
  • • Membuat alat Bantu belajar sederhana
E = Efektif, pembelajaran :
  • • Mencapai tujuan pembelajaran
M = Menyenagkan , pembelajaran :
  • • Tidak membuat anak takut
– takut salah
– takut ditertawakan
– takut dianggap sepele
c). Dari segi siswa
A = Aktif , siswa aktif :
  • • Bertanya
  • • Mengemukan gagasan
  • • Mempertanyakan gagasan orang lain dan gagasannya.
K = kreatif, siswa :
  • • Merancang atau membuat sesuatu
  • • Menulis atau mengarang
E = Efektif, siswa :
  • • Menguasai keterampilan yang di perlukan
M = Menyenagkan pembelajaran membuat siswa :
  • • Berani mencoba / berbuat
  • • Barani bertanya
  • • Berani mengemukan pendapat
  • • Berani mempertanyakan gagasan orang lain
d). Beberapa teknik penyajian bahan ajar matematika
Peningkatan optimalisasinya komunikasi antara lain dipengaruhi oleh
kemampuan guru dalam menguasai berbagai teknik dalm pembelajaran yang
menyatu dalam setiap metode. Berikut ini diuraikan beberapa teknik untuk
meningkatkan efektiftifitas pembelajaran.
e). Teknik menjelaskan
Menjelaskan merupakan salah satu bagian penting dalam proses kegiatan
belajar mengajar . karena itu tekni ini sangat perlu dikuasai guru, namun dengan
guru senantiasa membatasi diri agar tidak terjebak ceramah murni yang
menghilangkan peranan siswa kecuali hanya mendengarkan atau bahkan hanya
mendengar yang di kemukakan guru. Beberapa hal yang penting adalah :
1) Gunakan bahasa yang sederhana, jelas, dan mudah dimengerti serta
komunikatif
2) Ucapan hendaknya terdengar dengan jelas, lengkap, tertentu, dan
dengan intonasi yang tepat
3) Bahan disiapkan dengan sistematis mengarah ke tujuan
4) Penampilan hendaknya menarik, diselingi, dengan gerak dan humor
sehat
5) Adakan variasi atau selingan dengan metode lain, misalnya Tanya
jawab, menggunakan alat Bantu seperti lembar peraga (chart)
f). Teknik bertanya
Ada pepetah dalam pembelajaran : “ Questioning is the heart of the teaching”,
artinya pertanyaan adalah jantungnya pengajaran. Kalu demikian, ppengajaran tanpa
bertanya, adalah pengajaran yang gersang. Untuk menggunakan Tanya jawab, perlu
tujuan mengajukan pertanyaan, jenis dan tingkat pertanyaan, serta teknik
mengajukanpertanyaan.
Tujuan mengajukan pertanyaan antara lain untuk :
1) Memotivasi siswa
2) Menyegarkan apresiaisi siswa
3) Memulai diskusi
4) Mendorong siswa agar berfikir
5) Mengarahkan perhatian siswa
6) Meggalakkan penyelidikan
7) Mendiagnosis / memeriksa tanggapan siswa
8) Menarik perhatian siswa
9) Mengundang pertanyaan siswa
5. Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing
Dalam menggunakan metode penemuan terbimbing, peranan guru adalah:
menyatakan persoalan, kemudian membimbing siswa untuk menemukan
penyelesaian dari persoalan itu dengan perintah-perintah atau dengan lembar kerja.
Siswa mengikuti pertunjuk dan menemukan sendiri penyelesaiannya.
Penemuan terbimbing biasanya dilakukan dengan bahan yang dikembangkan
pembelajarannya secara induktif. Guru harus yakin benar bahwa bahan “yang
ditemukan” sungguh secara matematis dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Seringkali peranan guru dalam penemuan terbimbing diungkapkan dalam
lembar kerja penemuan terbimbing. Lembar kerja ini biasanya digunakan dalam
memberikan bimbingan kepada siswa menemukan konsep atau terutama prinsip
(rumus, sifat). Penyusunan lembar kerja jenis ini biasanya
diawali dari guru menyiapkan secara lengkap tahap demi tahap dalam menjelaskan
adanya suatu sifat atau prinsip atau rumus.
Penjelasan ini dituang dalam suatu tulisan secara lengkap. Kemudian
dipikirkan, jika penjelasan itu dilakukan di kelas, dan dilakukan dengan tanya jawab,
dicatat di bagian manakah yang kiranya perlu digunakan sebagai bahan tanya jawab.
Bagian yang ditanyakan ini dapat berupa pendapat siswa tentang bahan yang lalu
yang perlu digunakan dalam pengembangan konsep,atau pendapat siswa tentang
tahapan yang perlu dipertimbangkan dalam melangkah, atau isian yang berupa
bilangan atau kata kunci dalam menuju tujuan penemuan tersebut. Bagian-bagian
yang perlu ditanyakan tadilah yang perlu dihapus dari catatan penjelasan lengkap, dan
dalam lembar kerja diungkapkan dalam bentuk tempat kosong atau titik-titik yang
harus diisi oleh siswa
Strategi Dan Pendekatan Dalam Model Investigasi
Flenor (1974) membagi kegiatan guru menjadi 5 (lima) tahap:
1) Apersepsi,
2) Investigasi,
3) Diskusi,
4) Penerapan, dan
5) Pengayaan.
Pada investigasi, siswa bekerja secara bebas, individual atau berkelompok.
Guru hanya bertindak sebagai motivator dan fasilitator yang memberikan dorongan
siswa untuk dapat mengungkapkan pendapat atau menuangkan pemikiran mereka
serta menggunakan pengetahuan awal mereka dalam memahami situasi baru. Guru
juga berperan dalam mendorong siswa untuk dapat memperbaiki hasil mereka sendiri
maupun hasil kerja kelompoknya.
Kadang mereka memang memerlukan orang lain, termasuk guru untuk dapat
menggali pengetahuan yang diperlukan, misalnya melalui pengembangan pertanyaanpertanyaan
yang lebih terarah, detail atau rinci. Dengan demikian guru harus selalu
menjaga suasana agar investigasi tidak berhenti di tengah jalan. Dalam hal investigasi
yang dilaksanakan secara berkelompok, Lazarowitz dan kawan-kawannya (1988) dan
juga Sharan dan para koleganya (Sharan et al, 1989; Sharan & Sharan, 1990)
mendisain model kelompok investigasi yang memberikan kemungkinan siswa untuk
melakukan berbagai pengalaman belajar.
Para siswa terlibat dalam setiap tahap kegiatan
a. mengidentifikasi topik dan mengorganisasi kelompoknya dalam
“kelomp[ok peneliti”,
b. merencanakan tugas pembelajaran,
c. melaksanakan penyelidikan,
d. menyiapkan laporan,
e. menyampaikan laporan akhir,
f. mengevaluasi program.
Diskusi kelompok maupun diskusi kelas merupakan hal yang sangat penting
guna
memberikan pengalaman mengemukakan dan menjelaskan segala hal yang mereka
pikirkan dan membuka diri terhadap yang dipikirkan oleh teman mereka. Pengalaman
yang baik seperti ini akan memotivasi siswa untuk belajar dan mau menyelidiki
(menginvestigasi) lebih lanjut. Pengalaman bekerjasama dalam banyak hal sangat
sesuai dengan semangat gotong royong yang telah berkembang sejak lama di bumi
tercinta Indonesia ini. Hal ini perlu selalu dikembangkan dengan melatihkannya
kepada para siswa.
Dalam kerja kelompok siswa, Malone dan Krismanto (1993) menemukan
bahwa sebagian besar siswa menginginkan mereka sendirilah yang menentukan
anggota kelompok kegiatan, dengan banyak anggota 3 − 5 orang siswa campuran
putra dan putri dan dengan berbagai tingkat kemampuan siswa.
Hal ini sesuai dengan Sharan (1980) bahwa kelompok semacam itu memberikan
efektifitas dalam peningkatan hasil belajar siswa.
Sikap dan kemauan siswa dalam menggunakan pendekatan investigasi tidak
terlepas dari kegemaran siswa akan matematika, pemahaman siswa tentang kegunaan
matematika dan keberanian siswa untuk membentuk sendiri pengetahuan matematika
mereka. Ini sesuai dengan paham yang dikembangkan oleh para pakar dan peneliti
serta penganut konstruktivisme. Karena ituseberapa jauh keberhasilan penggunaan
pendekatan investigasi juga antara lain tergantung ketiga faktor. Karena itu maka guru
juga perlu mengetahui seberapa jauh hal di atas dimiliki siswa disamping berusaha
untuk lebih memberikan pemahaman kepada para siswa.
Bab III
PENUTUP
1. Metode mengajar yang bervariasi perlu dimiliki oleh pendidik dan
dipraktikkan pada saat mengajar.
2. Pengajaran dengan metode yang efektif dan menyenangkan, akan
menghasilkan tujuan pembelajaran yang optimal.
3. pendekatan PAKEM ( pembelajaran kreatif efektif dan menyenagnkan ) salah
satu pendekatan umum yang digunakan untuk memperoleh haisil belajar yang
maksimal. Karena belajar sama artinya dengan proses aktif membangun
makna / pemahaman dari informasi dan pengalaman oleh si pembelajar. Pada
saat manusia dilahirkan sebenarnya telah ada dua modal kreatifitas yang
dimiliki yatiu rasa ingin tahu dan imajinasi.
4. Kedua pendekatan ini merupakan pendekatan yang ditinjau dari interaksi
antara siswa dengan bahan ajar. Kedua pendekatan ini saling bertentangan.
Pendekatan deduktif merupakan suatu penalaran dari umum ke khusus,
Sedangkan pendekatan induktif suatu penalaran dari khusus ke umum.
Dalam pendekatan induktif penyajian bahan ajar dimulai dari contoh-contoh
kongkrit yang mudah dipahami siswa. Berdasarkan contoh-contoh tersebut
siswa dibimbing menyusun suatu kesimpulan. kebenaran kesimpulan yang
disusun secara indutif ini ditentukan tepat tidaknya (atau representative
tidaknya) contoh yang dipilih. Biasanya makin banyak contoh makin besar
pula tingkat kebenaran kesimpulannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar